Mendekatkan Diri dan Meminta Pertolongan Kepada Allah dengan Berdoa Minggu, 28/12/2025 | 07:05
Foto ilustrasi int
Berkabarnews.com, Pekanbaru - Firman Allah dalam Al-Quran: "Berdoalah kepada-Ku niscaya Kuperkenankan permohonanmu" (QS 40: 60).
Dengan berdoa berarti menegaskan diri sendiri bahwa kita memerlukan campur-tangan Allah dalam mengatasi setiap permasalahan hidup yang ada, termasuk mewujudkan sebuah harapan dan cita-cita.
Menlafazkan doa dengan penjiwaan dan kata-kata yang berdasarkan kebutuhan dan kepentingan diri, secara verbal kita berkomunikasi intim dengan Yang Mahakuasa.
Dengan berdoa kita menyakini bahwa Allah adalah tempat kita meminta pertolongan, karena Dia adalah dzat yang Maha Mengetahui, Maha Memberi. Dialah yang berkuasa atas segala hal termasuk hukum alam (sunnatullah) yang berlaku di alam raya ini.
Allah juga penentu dan pengatur sebab serta akibat segala sesuatu sehingga mudahlah bagi-Nya untuk menghadirkan sebab bagi berlakunya suatu hal ataupun meniadakan akibat dari suatu proses, sebutlah untuk memperkenankan permohonan seorang hamba.
Allah akan menciptakan cara yang logis untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang serius. Misalnya, lewat pemberian sebab atau alasan dengan cara menguatkan motivasi hamba-Nya dalam memperjuangkan berhasilnya harapan. Bisa pula lewat pelurusan, pembelokan bahkan pembalikan cita-cita seorang hamba sehingga menjadi sejalur dan sesuai dengan hukum alam.
Maka logika fungsi doa bagi seorang hamba adalah peran serta Allah dalam menggerakkan hati hingga timbul kemauan yang kuat untuk kemudian memunculkan ikhtiar konkret menuju teraihnya harapan.
Oleh karena itu, dalam memanjatkan doa harus diusahakan benar adanya kedekatan hamba dengan Allah, serta penorehan kesan kuat yang mendalam. Sikap jiwa yang khusyuk, tenang, sopan, tepat, serta yakin benar akan pengabulan dari-Nya merupakan prasyarat yang harus ada agar doa itu efektif.
Isi doa adalah muatan permohonan akan pertolongan-Nya untuk mengatasi persoalan hidup ataupun mewujudkan harapan. Mulai dari permohonan umum semisal kebahagiaan di dunia dan akhirat hingga permohonan khusus seperti profesi, jodoh, rezeki, anak, tempat-tinggal, keluarga.
Bahkan ada contoh doa yang berani karena nyaris mustahil terlaksana tetapi sungguh merupakan kebutuhan riil ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar, istrinya yang menggendong Ismail bayi, di Makkah saat masih kering-kerontang di tengah padang pasir.
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tiada tanaman di dekat rumah-Mu yang terhormat ... karuniakanlah buah-buahanan kepada mreka, semoga mereka bersyukur" (QS 14:37). Bumi Makkah pun kemudian berubah menjadi subur-makmur. Sungguh kekuatan doa bisa tidak terduga.**/xie/rol