Angka Kemiskinan Ekstrem di Pekanbaru Capai 3.926 Jiwa, Pemko Fokus pada Pemberdayaan Kamis, 09/01/2025 | 17:42
Berkabarnews.com, Pekanbaru – Upaya pengentasan kemiskinan di Kota Pekanbaru masih menghadapi tantangan. Sepanjang tahun 2024, angka kemiskinan hanya mengalami penurunan tipis sebesar 0,01 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga dinilai belum menunjukkan progres yang signifikan.
Berdasarkan data, pada tahun 2023 angka kemiskinan di Pekanbaru berada di angka 3,16 persen. Angka tersebut turun menjadi 3,15 persen pada tahun 2024. Meski terjadi penurunan, selisih yang sangat kecil ini menandakan perlunya strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Sementara itu, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem tercatat sebanyak 3.926 jiwa. Kelompok ini selama ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, lembaga zakat, hingga program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Untuk menekan angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Sosial mulai menyusun langkah strategis di tahun 2025. Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Idrus mengatakan pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Sesuai arahan bapak Walikota, kita sudah rapatkan bersama OPD terkait dan juga sudah diusulkan dalam rapat dinas dengan bapak wali kota. Yang paling jitu sebenarnya adalah pemberdayaan,” ujar Idrus, Kamis (9/1/2025).
Menurutnya, pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan pemberian bantuan sosial, melainkan harus disertai dengan pemberdayaan yang sesuai dengan potensi masing-masing individu.
“Orang miskin itu harus benar-benar kita berdayakan sesuai potensi yang ada pada dirinya,” jelasnya.
Idrus mencontohkan, bagi warga yang memiliki keahlian di bidang kuliner atau pembuatan kue, perlu diarahkan ke Dinas Koperasi untuk mendapatkan pelatihan lanjutan. Namun ia menegaskan, pelatihan tersebut harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan, tidak sekadar formalitas.
“Pelatihannya betul-betul sampai. Jangan hanya sekadar dilatih, tapi tidak diberi peluang untuk berusaha,” tegasnya.
Karena itu, ia berharap peserta pelatihan benar-benar berasal dari masyarakat miskin yang memiliki potensi dan keterampilan sesuai bidangnya, sehingga program yang dijalankan dapat tepat sasaran.
“Dilatihlah orang miskin yang memang punya keahlian, supaya mereka benar-benar bisa keluar dari kemiskinan,” pungkas Idrus.**/xie