Henny Wahid: Persoalan Stunting Bukan Hanya Persoalan Gizi Tetapi Juga Edukasi Selasa, 21/10/2025 | 13:29
Henny Wahid di RRI Pekanbaru
Berkabarnews.com, Pekanbaru - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid, menyatakan ingin menjadi bagian dari solusi pencegahan stunting yang dilakukan pemerintah melalui Gerakan Mahasiswa Peduli Stunting Anak (Gempita) Riau.
Menurut Henny, prevalensi stunting di Provinsi Riau ternyata meningkat, dari 13,6 persen pada tahun 2023 menjadi 20,5 persen pada tahun 2024.
"Dari situlah lahir ke prihatinan kami, sebagai mitranya pemerintah tentu kami ingin menunjukkan kepedulian terhadap persoalan yang ada di daerah, kami ingin menjadi bagian dari solusi, " ujar Henny dalam acara Dialog Interaktif di RRI Pekanbaru, Selasa (21/10/26).
Henny Wahid menjelaskan alasannya menggandeng dan berkolaborasi dengan akademisi yakni perguruan tinggi, karena dipandang dan diyakini memiliki sumber daya yang besar. Mulai dari pakar dibidang gizi, kesehatan, hingga tenaga mahasiswa yang mumpuni dan mempunyai semangat tinggi dalam memberikan edukasi seputar persoalan stunting ditengah masyarakat.
Persoalan stunting kaya Henny Wahid, bukan hanya persoalan ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi gizi, tetapi juga ada persoalan edukasi didalamnya.
"Kita minta perguruan tinggi dan mahasiswa mengambil peran di bagian ini bersama-sama dengan TP PKK Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, serta Posyandu untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat Riau Bagaimana pencegahan terhadap stunting ini," kata Henny.
Dikatakan Henny, pencegahan stunting tidak hanya ketika anak lahir, tetapi dimulai sejak remaja putri. Disitulah peran mahasiswa sebagai Kakak Asuh Stunting memberi pendekatan dan edukasi kepada para remaja putri, bahkan seluruh keluarga sasaran termasuk ibu hamil dan balita.
"Misalnya Kakak Asuh Stunting memberi tahu kepada para remaja putri bagaimana itu gizi yang baik, mungkin dimulai dengan meminum pil tambah darah, mengukur lingkar lengan, dan lain-lain," imbuhnya.
Henny berharap Gempita Riau tidak hanya sekedar nama yang baru saja diluncurkan tanpa berjalannya program, tetapi bisa betul-betul menjadi solusi dalam menangani persoalan stunting di Provinsi Riau.
Program Gempita Riau sendiri telah dilaunching beberapa waktu lalu oleh Asisten II Setdaprov Riau, Helmi D di Gedung Daerah Balai Serindit. Dalam program tersebut, mahasiswa berperan sebagai "Kakak Asuh Stunting".**/ian